Tashkent, Wartabanten.com – Sejarah masa lalu sebagai jalur perdagangan dunia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sebuah negara. Sebab, melalui faktor ini, jalur antarwilayah maupun antarnegara dapat terbuka, tidak hanya perdagangan, tapi juga berimbas kepada perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan, penyebaran agama, serta akulturasi budaya. Oleh karena itu, Indonesia sangat mendukung revitalisasi makna sejarah di masa lalu, diantaranya jalur sutra dan jalur rempah, sebagai upaya memperkuat fondasi pembangunan di masa lalu untuk kemajuan masa kini dan masa yang akan datang.
“Jalur sutra dan jalur rempah adalah bagian penting dalam pembangunan peradaban global yang pluralistik,” imbuh Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pada acara Dialog Kebangsaan bersama para Diaspora Indonesia di Uzbekistan di Hotel Intercontinental Tashkent, Uzbekistan, Selasa (13/06/2023).
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, jalur sutra yang berasal dari Uzbekistan menjadi penting karena merupakan jalur perdagangan yang membuka akses antara Barat dan Timur.
“Menjadi jalur transit perdagangan sutra (silk routes) antara Barat dan Timur,” papar Wapres.
Sementara jalur rempah, tambahnya, telah mencatatkan Indonesia sebagai sentra komoditas rempah dalam konstelasi jalur perdagangan dunia di masa silam. Untuk itu, mengusung semangat ini, Indonesia pun melakukan revitalisasi jalur rempah untuk kembali mengulang kejayaan di masa lalu dalam membangun konektivitas antarwilayah melalui rempah-rempah yang dimiliki.
“Dalam semangat itu, Indonesia mendorong revitalisasi jalur rempah baik dari aspek komoditas ekonomi, konektivitas lintas pulau, maupun penguatan relasi sosial yang toleran, moderat, dan inklusif,” ungkap Wapres.
“Demikian pula, Indonesia yang terus meneguhkan visi sebagai Poros Maritim Dunia, yakni negara maritim yang berdaulat, maju, mandiri, dan kuat, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi perdamaian global dan regional,” tuturnya.
Menutup sambutannya, Wapres pun menegaskan, bahwa melalui kejayaan di masa lalu dan upaya yang dilakukan dalam menghidupkan kembali semangat tersebut di masa kini, Indonesia dan Uzbekistan dapat menjadi dua negara yang memainkan peran penting di tatanan global.
“Kita memahami, Uzbekistan terus melakukan ikhtiar untuk menjadi kekuatan regional di Asia Tengah. Begitu pula Indonesia, memperkuat langkah-langkah sebagai kekuatan regional di masa kini dan mendatang,” urai Wapres.
“Saya yakin, Indonesia dan Uzbekistan merupakan dua negara yang memainkan peran strategis dalam tatanan global dan regional di masa kini dan mendatang,” pungkasnya.
Hadir mendampingi Wapres dalam kesempatan ini, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Velix Vernando Wanggai, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono Wahjoe Sedjati, Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto, serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, Robikin Emhas, Zumrotul Mukaffa, dan Arif Rahmansyah Marbun. (NN/RJP, BPMI – Setwapres)