Jakarta, Wartabanten.com – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin siang ini, Jumat (02/02/2024), menerima audiensi Menteri Energi dan Infrastruktur Persatuan Emirat Arab (PEA) Suhail Mohamed Al Mazrouei di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat. Pada pertemuan kedua tokoh ini, membahas berbagai upaya peningkatan kerja sama di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, investasi, hingga moderasi beragama.
Wapres menyampaikan apresiasi atas peningkatan kerja sama kedua negara dalam bidang pendidikan. Terutama, terwujudnya pembangunan Mohamed Bin Zayed College for Future Studies di Yogyakarta yang telah dilakukan peletakan batu pertama pada 31 Januari 2024 lalu.
“Pencapaian ini sebagai wujud nyata kerja sama Mohamed Bin Zayed University for Humanities (MBZUH) dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta untuk mempromosikan semangat perdamaian dan kemanusiaan,” ungkap Wapres.
Lebih lanjut, Wapres mengharapkan bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada lingkup universitas, tetapi juga merambah kalangan pesantren. Sehingga, pesantren yang jumlahnya ribuan di Indonesia dapat menjadi pusat-pusat peradaban baru ke depan.
“Kami Indonesia ini, memiliki sumber daya manusia yang besar sekali, yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Oleh karena itu kami ingin membangun sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang besar, sehingga bisa ikut bersaing di kancah dunia,” ungkapnya.
Kemudian dalam bidang investasi, Wapres mengungkapkan apresiasinya atas peningkatan kerja sama investasi Indonesia – PEA, khususnya dalam sektor pertambangan. Ia menyampaikan bahwa Indonesia memang kaya akan sumber daya alam, sehingga memerlukan investasi besar dan teknologi tinggi untuk mengolahnya.
“Sekali lagi saya menyampaikan terima kasih atas kerja sama terutama di bidang investasi pengolahan tambang-tambang, dan kita memang dianugerahi Allah SWT banyak tambang, ada tambang gas, minyak, nikel, lithium, dan berbagai tambang lainnya,” paparnya.
Selain sektor pertambangan, pada kesempatan ini Wapres juga menyampaikan tingginya potensi pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Untuk itu, ia pun mengundang para investor PEA untuk tidak ragu berinvestasi pada sektor industri dan perbankan syariah di tanah air.
“Saya minta bantuan Yang Mulia untuk mendorong instansi teknis PEA memanfatkan potensi industri halal dan pasar bank syariah di Indonesia,” pintanya.
Lebih jauh, dalam pertemuan yang berlangsung hangat ini, Wapres dengan Menteri Energi dan Infrastruktur PEA juga sempat membahas masalah moderasi beragama dan perdamaian dunia. Wapres menyampaikan bahwa Indonesia menyambut baik upaya Pemerintah PEA dalam mempromosikan semangat perdamaian dan kemanusiaan melalui Zayed Award for Human Fraternity. Di mana tahun ini, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah tepilih sebagai penerima penghargaan tersebut.
“Harapan saya, prestasi ini menjadi corong untuk mempromosikan moderasi dan toleransi beragama yang menjadi prinsip kedua negara untuk membangun perdamaian dan persahabatan sesama umat manusia,” tutur Wapres.
“Insya Allah saya akan hadir mewakili Presiden untuk menyaksikan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menerima penghargaan yang sangat bergengsi ini [pekan depan di Abu Dhabi],” imbuhnya.
Tidak hanya itu, Wapres juga mengapresiasi PEA yang setiap tahun menggelar Abu Dhabi Peace Forum sebagai upaya menyamakan persepsi negara-negara dalam membangun perdamaian dunia.
“Kami melihat bahwa kerja sama ini bukan hanya dijaga tetapi juga harus ditingkatkan,” tegasnya.
Selanjutnya, Wapres juga menyampaikan kegembiraannya atas kelanjutan program pengiriman Imam asal Indonesia ke PEA. Ia pun berharap untuk mendapatkan dukungan dari Menteri Energi dan Infrastruktur PEA agar target pengiriman imam asal Indonesia tahun ini dapat tercapai.
“Mohon dukungan Yang Mulia, agar target 200 imam asal Indonesia dapat dicapai pada tahun 2024 serta kerja sama keagamaan lainnya dapat terus dikembangkan untuk masa yang akan datang,” harapnya.
Terakhir, Wapres meyakinkan bahwa berbagai kerja sama antara Indonesia dan UEA yang telah terjalin baik di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan dirinya, akan terus berlanjut pada masa mendatang.
“Masa jabatan kami memang hanya tinggal kurang dari sepuluh bulan, tapi insyaa Allah kerja sama ini akan berjalan tanpa batas waktu,” tegasnya.
Sejalan dengan Wapres, Menteri Energi dan Infrastruktur PEA Suhail Mohamed Al Mazrouei mengungkapkan bahwa Mohamed Bin Zayed College for Future Studies di Yogyakarta akan menjadi bagian penting untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia Indonesia.
“Mohamed Bin Zayed College for Future Studies itu memang sengaja dibangun untuk mengembangkan ilmu dan sains modern termasuk kecerdasan buatan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Suhail menyampaikan bahwa berbagai kerja sama PEA dengan Indonesia khususnya dalam bidang investasi saat ini terus berjalan dengan baik.
“Investasi kami yang terkait dengan energi, khususnya energi baru terbarukan dan energi hijau, serta terkait industri halal terus berkembang. Kajian-kajian terus dilakukan untuk meningkatkan semua itu,” tuturnya.
Saat memberikan keterangan pers seusai pertemuan, Suhail menerangkan bahwa salah satu prioritas investasi PEA di Indonesia adalah pemenuhan kebutuhan pokok untuk menjaga ketahanan pangan.
“Kami melihat proyek signifikan untuk menyediakan pangan untuk kebutuhan masa depan Indonesia, di mana populasi rakyat Indonesia terus meningkat, serta sejumlah kebutuhan mereka juga menjadi penting. Dan kami tengah bekerja bersama dengan para mitra kami untuk mengidentifikasi area mana untuk kami berkontribusi terkait keamanan pangan,” terangnya.
Dalam hal ini, sambung Suhail, pengembangan produk makanan halal Indonesia juga menjadi bagian dari upaya menguatkan ketahanan pangan global. Terlebih Indonesia adalah salah satu produsen makanan halal terbesar di dunia sehingga berpotensi untuk terus tumbuh.
“Jadi, mengirimkan makanan dari Indonesia kepada dunia, akan dilakukan melalui penguatan sektor transportasi kita, maritim dan manajemen pelabuhan antara pelabuhan Indonesia dan PEA,” ujar Suhail.
Selain investasi dalam sektor pangan, menurut Suhail, prioritas investasi PEA di Indonesia juga masih pada aspek pemenuhan infrastruktur.
“Salah satu prioritas lain tentunya adalah infrastruktur, seperti jalan, kereta api, infrastruktur pelayanan kesehatan, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Termasuk juga, sambung Sugail, para investor PEA juga melihat potensi investasi pada Ibu Kota Nusantara. Untuk itu, dirinya bersama otoritas investasi Indonesia saat ini tengah mengidentifikasi proyek-proyek potensial untuk para pengusaha PEA. Kerja sama menurutnya tidak hanya dengan perusahaan negara tetapi juga pihak swasta.
“Kami membantu otoritas investasi Indonesia dan kami sangat nyaman bekerja bersama mereka dan mengidentifikasi menciptakan proyek baru bagi kami maupun investor lainnya untuk membawa mereka ke Indonesia. Jadi, langkah selanjutnya adalah kami akan melanjutkan kerja sama, kami juga akan melanjutkan kerja bersama perusahaan swasta Indonesia,” pungkasnya.
Hadir mendampingi Menteri Energi dan Infrastruktur PEA pada pertemuan ini, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia Abdulla Salem Aldhaheri, Direktur Kantor Menteri Energi dan Infrastruktur Talal El Felati, Direktur Departemen Asia dan Pasifik Kementerian Luar Negeri PEA Abdulaziz Ali Alneyadi, Wakil Kepala Misi Kedutaan PEA di Jakarta Shaima Salem Alhebsy, dan Pejabat Senior Kantor Kementerian Luar Negeri PEA Almira Al Amiri.
Sementara Wapres didampingi oleh Duta Besar RI untuk PEA Husin Bagis, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, serta Asisten Staf Khusus Wapres Sholahudin Al Aiyub. (EP/RJP-BPMI Setwapres)