Presiden Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo menyambut langsung para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN yang akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN. Acara tersebut dihelat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada 5-7 September 2023.
Satu per satu pemimpin ASEAN yang tiba bersalaman dengan Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana di lobi JCC setelah melewati jajar pasukan kehormatan. Berturut-turut para pemimpin yang hadir yakni Perdana Menteri (PM) Laos Sonexay Siphandone beserta pendamping, PM Kamboja Hun Manet beserta pendamping, dilanjutkan Permanent Secretary Thailand Sarun Charoensuwan, diikuti Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr beserta pendamping, lalu PM Singapura Lee Hsien Loong beserta pendamping.
Setelah itu secara berurutan tiba PM Malaysia Anwar Ibrahim beserta pendamping, PM Vietnam Pham Minh Chinh, diikuti PM Timor-Leste Kay Rala Xanana Gusmao, dilanjutkan PM Kepulauan Cook Mark Brown, lalu Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin beserta pendamping, diikuti Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah beserta putranya Pangeran Abdul Mateen. Presiden Bangladesh hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA), sementara PM Kepulauan Cook sebagai Ketua Pacific Islands Forum (PIF).
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana juga melakukan sesi foto bersama dengan satu per satu pemimpin beserta pendampingnya. Presiden Jokowi kemudian mempersilakan para pemimpin untuk menuju ruang tunggu naratetama dan mengisi buku tamu kenegaraan.
Selepas itu, Presiden Joko Widodo beserta Ibu Iriana dan para pemimpin menuju Plenary Hall JCC untuk secara resmi membuka perhelatan KTT Ke-43 ASEAN. Ini merupakan KTT kedua yang digelar pada masa keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 setelah sebelumnya KTT Ke-42 digelar di Labuan Bajo pada Mei 2023 lalu.
Untuk diketahui, keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun 2023 mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Tema tersebut bermakna, pertama “ASEAN Matters”, yaitu bagaimana Indonesia dan keketuaannya tetap menjadikan ASEAN relevan dan penting tidak hanya bagi rakyat Indonesia, melainkan juga rakyat ASEAN dan di luar kawasan.
Sementara, “Epicentrum of Growth” bermakna Indonesia ingin lebih mengapitalisasi posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berpotensi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dunia.
(rls)