Rumah yang sebelumnya menjadi sumber kekhawatiran saat hujan, kini telah diperbaiki secara menyeluruh ke ratusan keluarga di Tangerang Selatan. Salah satunya, rumah milik Nuri penerima manfaat program bedah rumah yang atap rumahnya selalu bocor.
Hal tersebut memaksa dirinya selalu siap siaga menangkap tetes air hujan yang jatuh ke lantai dengan alat seadanya.
Saat ini, rumah tersebut telah berubah nyaman dan layak huni melalui keberlanjutan program bedah rumah dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menyapa langsung Nuri dan beberapa penerima manfaat program bedah rumah ini. Ia pun bertanya kepada Nuri mengenai perasaannya saat ini, dan perbedaan rumahnya sebelum dibedah.
“Rumah Pak Nuri ini saya enggak tahu tadinya rumahnya kayak gimana sebelumnya. Tapi, mohon maaf pak udah berapa tahun rumahnya rusak?” tanya Benyamin saat berada di lokasi, Selasa (16/07/2024).
Samar-samar Nuri pun menjawab pertanyaan Benyamin di depan semua warga yang ada di sana. Ternyata, rumah Nuri sudah rusak kurang-lebih tiga tahun terakhir.
Nuri dan keluarganya selalu was-was saat hujan, karena air akan masuk melalui celah-celah atap dan bocor. Mereka pun mau tak mau selalu siaga menggotong perabotan rumah untuk dilarikan ke tempat yang lebih aman.
“Sudah 3 tahun pak. Bocor terus, kita was-was. Selalu ditadah pakai ember aja,” kata Nuri menjawab pertanyaan Benyamin.
Benyamin pun menjelasnya, pada program bedah rumah ini pemerintah tidak hanya sekedar memperbaiki genteng yang bocor, tetapi juga memperbaiki pondasi bahkan septi tank rumah, sehingga benar-benar layak huni.
Dengan begitu, Nuri dan keluarga tidak perlu mengkhawatirkan kondiri rumah yang akan bocor setiap kali hujan. Sehingga, mereka bisa fokus fisik dan pikirannya saat bekerja.
Berdasarkan data, di Kelurahan Rawa Buntu ini sendiri ada sebanyak 11 unit rumah yang mendapatkan manfaat program bedah rumah ini.
“Dengan dibedahnya rumah ini, bapak dan ibu sekalian semakin lebih baik, semakin lebih sejahtera mulai dari ekonominya, dan kegiatan sosialnya. Mungkin kemarin-kemarin kan diajak ngaji, tapi takut gak ada yang ngegotong (barang) kalo ujan, sekarang sudah aman,” jelas Benyamin.
Tidak hanya itu, Benyamin juga menekankan pentingnya warga penerima manfaat program bedah rumah ini untuk meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah.
“Harapan kami, kita sebagai umat islam semakin khusyuk ibadahnya karena Allah SWT telah menggerakkan kami Pemerintah Kota dibantu dari Kota Tanpa Kumuh se-Tangerang Selatan mendaftar dan kemudian mengusulkan program bedah rumah ini kepada kami melalui dinas Perkimta,” kata Benyamin.
Benyamin Davnie mengajak warga yang masih membutuhkan bantuan untuk segera mengusulkan melalui RT dan RW setempat. Syarat utama pengajuan adalah rumah yang masuk kategori tidak layak huni, tetapi memiliki hak tanah sendiri baik melalui sertifikat maupun surat keterangan resmi RT hingga kelurahan setempat.
Program bedah rumah ini menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan kesejahteraan warganya dan memastikan semua warga memiliki tempat tinggal yang layak dan nyaman.
Sepanjang tahun 2024 ini, ada sebanyak 510 unit rumah yang telah dibedah se-Tangerang Selatan. Sehingga total rumah yang telah dibedah sejak tahun 2015 ada sebanyak 2.511 unit. (fid)