Sebagai bagian dari upaya mengawal visi Presiden Prabowo Subianto dalam pemerataan akses pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan di seluruh pelosok tanah air, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming kembali menyambangi Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, di Jalan Tentara Pelajar, Surakarta, Jawa Tengah, pada Jumat malam (18/07/2025). Kunjungan ini menjadi wujud kepedulian terhadap kondisi psikologis para siswa Sekolah Rakyat yang tengah beradaptasi jauh dari keluarga.
Usai meninjau fasilitas sekolah dan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada siang harinya, atas seizin kepala sekolah, Wapres sengaja datang lagi di malam hari sambil membawa makanan ringan (cemilan) donat untuk para siswa. Kehadirannya menjadi penguat semangat bagi anak-anak yang rata-rata baru pertama kali tinggal jauh dari orang tua.
“Malam sebelum tidur kita ke sini lagi, tadi bawa beberapa camilan. [Sekolah] ini kan baru lima hari. Saya yakin kalau malam mereka pasti kangen orang tua. Saya dulu juga pernah di posisi mereka. Rasa kangen itu biasanya muncul menjelang tidur,” ujar Wapres dengan nada hangat.
Memahami kerinduan tersebut, Wapres pun memfasilitasi sejumlah siswa untuk berkomunikasi langsung dengan orang tua mereka melalui panggilan video. Sebab di lingkungan asrama, telepon genggam siswa memang diamankan sementara untuk mendukung fokus belajar.
“Beberapa anak saya izinkan video call orang tuanya. Soalnya di sini handphone-nya diamankan ya,” ungkapnya.
Secara khusus, Wapres menyampaikan apresiasi kepada para orang tua yang telah mempercayakan anak-anaknya mengikuti program Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari upaya menghadirkan pendidikan gratis dan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Terima kasih kepada para orang tua yang telah mempercayakan anak-anaknya kepada kami. Kami menjalankan program baru dari Presiden, yaitu Sekolah Rakyat. Insya Allah, mereka akan kami bimbing menjadi anak-anak yang berprestasi dan membanggakan,” ujarnya.
Wapres menilai fasilitas fisik sekolah sudah cukup memadai untuk mendukung kegiatan belajar dan keseharian para siswa, namun tetap akan dilakukan penyempurnaan di beberapa aspek.
“Yang kurang akan segera kami perbaiki terkait fasilitas fisiknya. Yang jelas, murid-murid bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik. Hal penting, mereka harus betah dan patuh pada guru serta pembimbingnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Bintang, salah satu siswi Sekolah Rakyat, menyampaikan rasa harunya karena diberi kesempatan melakukan video call dengan orang tuanya. Ia menuturkan betapa momen singkat itu sangat berarti baginya.
“Senang, karena jarang bisa bicara sama Ibu. Sekarang hanya bisa video call atau berkirim pesan teks, tidak bisa bertemu langsung,” ungkapnya.
Ia pun membagikan harapannya untuk masa depan, yang menjadi motivasi utama menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat.
“Saya berharap setelah lulus dari Sekolah Rakyat, saya bisa kuliah gratis, lulus sebagai sarjana, dan bisa mengangkat derajat orang tua saya. Saya ingin jadi psikolog,” tuturnya.
Wapres meyakini bahwa pendekatan yang humanis dalam penyelenggaraan pendidikan penting untuk dilakukan. Sekolah Rakyat diharapkan menjadi tempat yang nyaman dalam menuntut ilmu, sehingga tidak hanya meningkatkan kualitas pengetahuan siswa, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian yang tangguh, mandiri, serta berakhlak mulia.